Tidak Boleh Melihat Buku Milik Teman di Negara India

Tidak Boleh Melihat Buku Milik Teman di Negara India


Dengan alasan menghindar kecurangan dan praktik mencontek, sebuah sekolah tinggi di di Haveri, Karnataka, India menerapkan kebijakan baru pas laksanakan ujian tertulis. Caranya adalah mewajibkan para pelajar menutup kepala dengan kardus.Dikutip berasal berasal berasal dari CNN, Selasa (22/10), praktik itu dilakukan terhadap Rabu pekan setelah itu di Sekolah Tinggi Pra-Universitas Bhagat. Kardus yang telah dimodifikasi itu agar penglihatan para siswa yang menggunakannya hanya berfokus terhadap tentang yang di depannya saja.

Kejadian itu setelah itu diabadikan seorang pegawai sekolah di di di dalam lebih berasal berasal dari satu foto yang setelah itu diunggah ke Facebook. Foto-foto setelah itu setelah itu tersebar dengan cepat dan  memicu kritik di sarana sosial. Menteri Pendidikan Negara Bagian Karnataka, S. Suresh Kumar, beranggap praktik yang dilakukan perguruan tinggi setelah itu tidak dapat diterima."Semua orang tidak berhak memperlakukan orang lain, terlebih para siswa, lebih berasal berasal berasal dari binatang. (Perbuatan) ini dapat ditangani dengan tepat," kata Kumar di di di dalam cuitan Twitternya.

Perwakilan manajemen sekolah tinggi, M.B. Sateesh, menunjukkan pihak sekolah tinggi telah memicu penjelasan tercantum dan permintaan maaf kepada pemerintah setempat.Lebih lanjut, ia menekankan uji coba itu tidak diwajibkan dan pihak sekolah telah memberitahu para orangtua murid. Uji coba dapat berlaku kepada siswa yang telah mencapai persetujuan orangtua, di mana di di di dalam ujian itu hanya tersedia 56 berasal berasal berasal dari 72 peserta ujian yang laksanakan eksperimen tersebut."Mereka bilang mereka nyaman dengan uji cobanya. Pihak sekolah tinggi tidak mengganggu para siswa. [Uji coba] ini hanya pilihan, lebih berasal berasal dari satu [siswa] terlibat di di di dalam eksperimen dan lainnya tidak," ujarnya.

Sateesh setelah itu menunjukkan bahwa selama selama uji coba, para siswa membawa kardus sendiri dan melepasnya setelah 15 hingga 30 menit. Pihak sekolah tinggi memberikan anjuran mereka melepasnya di di di dalam pas satu jam setelah mengerjakan ujian. Kebijakan itu diterapkan setelah sekolah tinggi itu didera persoalan kecurangan yang massif terhadap th. lalu.Tindakan kecurangan di India telah terjadi selama lebih berasal berasal dari satu th. terakhir, di mana persoalan yang paling tenar terjadi terhadap 2015 silam di Bihar. Kejadian itu menunjukkan para orang tua dan kerabat keluarga yang memanjat dinding sekolah agar dapat memberikan tambahan kertas sontekan.

Pendidikan di India dianggap sebagai komoditas membawa nilai yang dapat menjadi kunci untuk dapat nampak berasal berasal berasal dari lingkaran kemiskinan. Namun, pendidikan termasuk dapat memicu para siswa berada di bawah tekanan karena mesti dapat lulus ujian dan menaikkan ekspektasi di pas yang sama. Para kritikus menilai tekanan sebagai motif utama berasal berasal berasal dari kecurangan dan penyebab kesehatan mental yang lemah di kalangan siswa. Akibat tekanan pendidikan dianggap menjadi pemicu persoalan bunuh diri 19 siswa di Telanga setelah hasil ujian mereka terbit.

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Popular